KARYA TULIS ILMIAH
TENTANG
“DAMPAK
NEGATIF BOLOS SEKOLAH”
DISUSUN OLEH :
NAMA |
: |
NAINA |
KELAS |
: |
XI MULTIMEDIA |
SEKOLAH |
: |
SMKN 1 AIRGEGAS |
DINAS
PENDIDIKAN
PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Bolos sekolah adalah perbuatan
tidak baik yang dilakukan oleh pelajar dengan sengaja meninggalkan sekolah atau
jam pelajaran tanpa izin dari pihak sekolah terlebih dahulu. Perbuatan ini
sudah tak lazim terjadi di sekolah bahkan tidak sedikit pula pelajar yang
melakukan bolos sekolah.
Membolos merupakan salah satu
perilaku siswa di sekolah yang dapat menimbulkan masalah. Sebab dari kebiasaan
membolos seorang siswa dapat memperoleh pengaruh yang kurang baik misalnya
menjadi pemabuk, pencuri, penipu atau juga penjudi. Hal ini dapat terjadi
karena remaja yang membolos dari sekolah mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk mendapat pengaruh buruk dari lingkungannya dibanding siswa yang tekun
belajar di sekolah.
Setiap orang tua ingin agar anaknya
berhasil baik dalam belajar di sekolah. Hasil yang baik tidak hanya dilihat
dari nilai rapor atau nilai ujian akhir akan tetapi juga dilihat dari perilaku
tidak membolos baik terhadap guru, teman sebaya maupun terhadap kegiatan
sekolah secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa siswa yang bersangkutan
harus setia mengikuti pelajaran setiap hari di sekolah mulai dari jam pelajaran
pertama sampai jam pelajaran terakhir.
Dengan adanya perilaku tidak
membolos, maka dengan sendirinya akan terlahir sikap disiplin dalam menerapkan
berbagai hal termasuk kedisiplinan belajar di dalam kelas. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh Gunarsa, dan Gunarsa (1987) menyatakan bahwa
disiplin diri pada anak sudah mulai terbentuk apabila anak sudah dapat
bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang baik.
Adanya disiplin diri terutama dalam
belajar, akan memudahkan kelancaran belajar karena dengan adanya disiplin maka
rasa segan, rasa malas, rasa menentang dapat mudah diatasi, seolaholah tidak
ada rintangan maupun hambatan yang menghalangi kelancaran bertindak.
Membolos, sebagai salah satu jenis
kenakalan, yaitu adanya ketidakmampuan seseorang atau individu untuk menghadapi
realita atau kenyataan di sekolah, kemudian siswa lari dari situasi. Siswa yang
membolos dari sekolah biasanya mempunyai tujuan tertentu yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar yang ada di sekolah yaitu menghindari tugas-tugas yang
diberikan guru yang dirasa tidak menyenangkan daripada mendapat hukuman lebih
baik menghindar dengan cara membolos.
Selain itu ada juga yang membolos
karena terpengaruh dari teman yang memang senang membolos. Siswa membolos
dengan memberikan alasan-alasan yang tidak dapat diterima oleh guru atau staf
Bimbingan dan Konseling (BK). Apapun alasannya, sebetulnya membolos akan
merugikan diri siswa yang bersangkutan terutama dalam kaitannya dengan belajar
dan prestasi belajar siswa dan hal ini juga merupakan pelanggaran tata tertib
sekolah.
Menurut Priyatno dan Erman Amti
(1999) jika siswa tidak masuk sekolah dalam 1 (satu) hari saja sudah mempunyai
banyak kerugian yang dialami diantaranya ;
1. Tidak mendengarkan
penjelasan guru selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
2. Tidak dapat
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) oleh guru
3. Jika ada test atau
ulangan harian siswa tersebut tidak dapat mengikuti test sehingga tidak
memperoleh nilai
4. Jika sedang diadakan
pelayanan remidial siswa tersebut tidak dapat mengikuti remidi
Menurut
Priyatno dan Erman Amti (1999) dampak psikologis yang lain diantaranya adalah
1. Jika siswa masuk
pada hari berikutnya siswa akan merasa malu dengan teman-temannya
2. Siswa akan diejek
oleh teman-temannya
3. Jika masuk hari
berikutnya siswa akan takut jika ditegur oleh guru mata pelajaran atau wali
kelas atau guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Namun
hal yang sangat berdampak buruk membolos yaitu siswa sudah melakukan salah satu
tindakan korupsi yaitu korupsi waktu yang harus di cegah secepatnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja
faktor penyebab perilaku membolos sekolah?
2. Bagaimana
dampak negatif bolos sekolah?
3. Bagaimana
mengatasi siswa membolos?
4. Bagaimana
pencegahan perilaku membolos sekolah?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Dapat mengetahui faktor penyebab
perilaku membolos sekolah
2. Dapat mengetahui dampak negatif bolos
sekolah
3. Dapat mengetahui cara mengatasi siswa
membolos
4. Dapat mengetahui cara pencegahan
perilaku membolos sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
Kartono (2000), mengemukakan bahwa
perilaku membolos berakibat pada dirinya sendiri dan bagi orang lain. Bagi
dirinya sendiri maka ia akan ketinggalan pelajaran. Hal ini akan menyebabkan
siswa mengalami kegagalan dalam pelajaran, tidak naik kelas, nilainya jelek dan
kegagalan lain di sekolah.Sedang bagi orang lain, terutama siswa sekelas,
mereka akan terganggu dengan siswa yang membolos karena kemungkinan guru akan
menegur siswa yang membolos pada pertemuan selanjutnya sehingga menyita waktu
pelajaran.
Guru pelajaran juga akan menerangkan
kembali materi yang sudah diajarkan pada pertemuan berikutnya apabila ada anak
yang belum paham, dan tentunya siswa yang pada pertemuan sebelumnya membolos
tidak paham.
Membolos akan menyebabkan gagal dalam
pelajaran, mengganggu kegiatan belajar teman-teman sekelas dan masih banyak
akibat yang ditimbulkan. Diantara akibat dari membolos yaitu dia akan bergaul dengan
teman-teman yang tidak baik atau terjerumus dalam pergaulan bebas yang akan
menyebabkan banyak lagi kenakalan-kenakalan remaja yang lain.
Kenakalan di kalangan remaja adalah
suatu kenyataan dan semakin nyata terjadi di zaman modern ini.
Banyak anak telah terlibat berbagai macam perlakuan yang menyimpang dari norma.
Ada yang terlibat pencurian, perkelahian antara satu sekolah atau dengan remaja
di sekolah lainnya, mogok belajar di sekolah, mengadakan aksi dengan
poster-poster yang menuntut dewan guru yang dirasa tidak sesuai dengan aspirasi
remaja, pelemparan mobil di jalan raya, penyiletan, perampokan, pemerkosaan,
dan lain sebagainya (Tambunan, 2008).
Ali dan Asrori (2006) mengatakan bahwa
tugas-tugas perkembangan remaja yang sangat penting adalah mampu menerima
keadaan dengan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan
kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasi
nilai-nilai moral dan merencanakan masa depan. Dewasa ini tidak sedikit remaja
yang melakukan perbuatan anti sosial maupun asusila karena tugas-tugas
perkembangan tersebut kurang berkembang dengan baik
Membolos yang dilakukan siswa merupakan
salah satu kegagalan dalam tugas perkembangan. Karena siswa melanggar tata
tertib yang ada di sekolah, maka sulit untuk menuju ke masa depan yang baik.
Jadi tugas perkembangan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh siswa
yang membolos sehingga akan mengakibatkan kegagalan pada masa depan siswa.
Secara psikologis, akibat remaja yang
sering melakukan pelanggaran cenderung puas dan memotivasi mereka untuk
mengulangi perilaku itu. Pelanggaran menghilangkan kesempatan anak untuk
belajar mendapatkan kepuasan dari perilaku yang disetujui secara sosial. Bila
mereka memperoleh kepuasan dari pelanggaran, mengapa mereka harus menjadi baik.
bersalah. Pada waktunya, keyakinan ini
akan berkembang menjadi perasaan ketidakmampuan dan rasa rendah diri yang dapat
mengganggu kesehatan mental. Pelanggaran merupakan bahaya yang serius bagi
penyesuaian diri dan sosial (Hurlock, 2001).
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa akibat perilaku membolos selain berdampak pada diri sendiri
juga berdampak pada sekolah bahkan masyarakat, dampak pada diri sendiri adalah
siswa yang bersangkutan akan ketinggalan pelajaran sehingga gagal dalam
prestasi dan akan berakibat tidak naik kelas, sedang terhadap sekolah adalah
siswa lain akan kehilangan sebagian waktu belajar karena digunakan guru untuk
menegur atau memberikan hukuman kepada siswa yang membolos tersebut, dampak terhadap
masyarakat adalah dengan membolos siswa akan berpotensi salah dalam bergaul
sehingga bisa menimbulkan tindak kejahatan.
a.
Faktor Penyebab Perilaku Membolos Sekolah
Salah satu faktor
penyebab perilaku membolos sekolah adalah terkait dengan masalah kenakalan
remaja secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak mudah
dihilangkan sehingga harus ditangani secara serius. Faktor penyebab perilaku
membolos di kalangan pelajar yaitu;
1. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang
beresiko meningkatkan munculnya perilaku membolos sekolah pada pelajar antara
lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang kurang
antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, dan lain-lain.
2. Faktor Personal
Faktor
personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi pelajar,kondisi
ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan pelajar itu sendiri.
3. Faktor Keluarga
Faktor
keluarga meliputi pola orang tua dalam mengasuh anak atau kurangnya partisipasi
orang tua dalam mendidik anak.
b.
Dampak Negatif dari Perilaku Membolos Sekolah
Pelajar yang sering
membolos sekolah akan mengalami kegagalan dalam pelajaran, selain mengalami
kegagalan dalam belajar pelajar tersebut juga dapat mengalami perasaan
tersisihkan oleh teman-temannya. Hal ini terjadi karena manakala pelajar
tersebut sudah begitu parah keadaannya sehingga teman-temannya menjauhinya.
Dampak negatif dari
perilaku membolos sekolah juga dapat membuat pelajar menjadi kehilangan rasakedisiplinannya
dan ketaatan terhadap peraturan sekolah berkurang, dan yang lebih parah adalah
pelajar tersebut dapat dikeluarkan dari sekolah.
c.
Cara Mengatasi Siswa Membolos
Tanpa disadari, pihak
sekolah bisa menjadi penyebab utama perilaku membolos sekolah pada pelajar, apalagi
sekolah yang kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa.
Awalnya barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan
dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan
tindakan yang tegas.
Ketidak tegasan pihak
sekolah inilah yang akan membuat pelajar membolos sekolah. Jika penyebab
perilaku membolos adalah faktor tersebut, maka penanganan dapat dilakukan
dengan melakukan penegakan disiplin sekolah. Peraturan sekolah harus lebih
jelas dengan sanksi-sanksi yang dibuat secara tegas, termasuk peraturan
mengenai presensi siswa sehingga perilaku membolos dapat dihilangkan.
Selanjutnya, faktor
lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos,
pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah. Selain terkait dengan
permasalahan pribadi dan keluarga, kepada siswa perlu ditanyakan pandangan
mereka terhadap kegiatan belajar di sekolah, apakah siswa merasa tugas-tugas
yang ada sangat mudah sehingga membosankan dan kurang menantang atau sebaliknya
sangat sulit sehingga membuat pelajar putus asa.
Tugas pihak sekolah
dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah mengusahakan kondisi sekolah
hingga nyaman bagi siswa-siswanya. Kondisi ini meliputi proses belajar mengajar
di kelas, proses administratif serta informal di luar kelas.
Dalam lingkungan
sekolah, guru memiliki peran penting pada perilaku siswa termasuk perilaku
membolos. Jika guru tidak memperhatikan siswanya dengan baik dan hanya
berorientasi pada selesainya penyampaian materi pelajaran di kelas, peluang
perilaku membolos pada siswa semakin besar karena siswa tidak merasakan
menariknya pergi ke sekolah.
Salah satu cara yang
dapat dilakukan guru untuk memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang
dan merasakan manfaat sekolah adalah dengan melakukan pengenalan terhadap apa
yang menjadi minat tiap siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka, serta
bagaimana perkembangan mereka selama dalam proses pembelajaran. Dengan
perhatian seperti itu siswa akan terdorong untuk lebih terbuka terhadap guru
sehingga jika ada permasalahan, guru dapat segera membantu. Dengan suasana
seperti itu siswa akan tertarik pergi ke sekolah dan perilaku membolos yang mengarah
pada kenakalan remaja dapat dikurangi.
d.
Cara Pencegahan Perilaku Membolos Sekolah
Suatu perilaku yang
menyimpang ternyata mempunyai latar belakanglingkungan dan kehidupan sosial
yang buruk. Ini bisa terjadi dari lingkungan keluarga, teman dan masyarakat.
Tidak jarang juga dari status ekonomi keluarga dalam masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian data dan analisis data
maka penulis dapatmenarik sebuah kesimpulan bahwa perilaku membolos merupakan
perilaku yang dinilai melanggar suatu aturan atau kebiasaan yang berlaku.
Kenakalan remaja sebagai bagian dari perilaku membolos yang dilakukan oleh
remaja yang dalam penindaknya dikembalikan kepada orang tua asuh untuk
dilakukan pembinaan.
Perilaku membolos merupakan titik awal perubahan seseorang kearah yang kurang
baik, karena selama aktivitasnya siswa cenderung melakukan hal-hal yang
kebermanfaatannya minim bahkan oleh para siswa perlu mendapat perhatian yang
lebih dari semua pihak dalam upaya menciptakan generasi muda yang kompeten
sehingga tercapai bangsa Indonesia yang maju dan berkembang kearah yang lebih
baik.
B. SARAN
Atas dasar kesimpulan hasil penelitian, maka penulis
mengajukan saran yang dapat bermanfaat bagi peningkatan proses penanggulangan
perilaku membolos dikalangan siswa SMP/SMA/SMK/MA. Saran-saran tersebut
diberikan kepada yang terhormat ;
1. Kepala
Sekolah
a. Kepala
sekolah diharapkan lebih meningkatkan lagi dalam pelaksanaan rapat guru dalam
kaitannya mengenai siswa membolos sekolah.
b. Lebih
menekankan kepada para guru untuk bekerjasama dalam proses penanggulangan
perilaku membolos siswa.
c. Mengawasi
dan menindak para guru yang melakukan tindakan yang kurang baik kepada para
siswa yang bisa menyebabkan rusaknya mental para siswa.
d. Dalam
menentukan suatu keputusan atau aturan mengenai perilaku membolos siswa,
alangkah bahaya bukan hanya berdasarkan pemikiran teori semata, tetapi harus
melihat faktor-faktor penyebab dari perilaku membolos siswa itu sendiri, serta
apa yang diharapkam oleh para siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
(KBM).
e. Lebih
konsisten dalam pelaksanaan program-program yang telah direncanakan dan revisi
nama program kesempatan tiga kali.
2.
Para Guru
a. Lebih
konsisten terhadap aturan yang berlaku dan aturan yang diberlakukan oleh guru itu sendiri di dalam kelasnya, agar
tidak timbul pemikiran kurang baik dari para siswa.
b. Harus
melihat situasi dan kondisi siswa serta lingkungannya ketika akan memberikan
suatu sanksi atas pelanggaran yang siswa lakukan, jangan sampai pemberian
sanksi yang pada hakikatnya bertujuan agar pelaku tidak melakukan perbuatannya
dikemudian hari malah membuat pelaku lebih berontak.
c. Guru
harus lebih banyak menguasai metode mengajar serta kreatif dalam pelaksanaan
belajar mengajar dikelas dan bisa menciptakan suasana nyaman, asik, dan tidak
membuat para siswa jenuh.
3. Para
Siswa
a. Lebih
pintar dalam memilih rekan sepermainan.
b. Bisa
memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya, baik untuk dimasa
sekarang ataupun dimasa yang akan datang dilihat dari dampaknya.
c. Harus
lebih memperkuat pengawasan diri agar tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh
negatif yang ada dilingkungan sekitar dia berada.
d. Mencoba
melampiaskan emosi yang ada dengan cara mengisi waktu dengan kegiatann yang
bersifat positif, contohnya dengan menggeluti hobi yang disukai.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulthon,Ayoni.2019.Cara
Menulis Daftar Pustaka di https://www.domainesia.com/tips/cara-menulis-daftar-pustaka-untuk-karya-ilmiah
(akses 2 Januari 2019)
Dewi,Rosy.2020.Struktur
Penulisan Karya Ilmiah di https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/09/133506969/struktur-penulisan-karya-ilmiah?page=all
(akses 9 November 2020)
Wahyono,Budi.Akibat
Perilaku Membolos di www.pendidikanekonomi.com/2013/04/akibat-perilaku-membolos.html?m=1
(akses on 4:16 PM)